A.
Sejarah Perkembangan Kehumasan
1. Sejarah perkembangan Humas di dunia
Dilihat dari perkembangan sejarahnya,
berkomunikasi untuk mempengaruhi cara pandang dan perilaku seseorang sudah
dimulai sejak dahulu kala. Dilihat dari perkembangan
sejarahnya, berkomunikasi untuk mempengaruhi cara pandang dan perilaku
seseorang sudah dimulai sejak dahulu kala. Dari situs–situs yang ditemukan oleh
para arkeologis di Irak pada abad 18, tampak bahwa usaha melakukan hal ini
sudah ada. Pada masa Yunani dan di abad pertengahan masa kejayaan Romawi, ide
mengenai “opini publik sudah muncul”. Hal ini tampak pada slogan Vox Populi,
Vox dei (the voice of the people is the voice of God). Public Relations sudah
mulai digunakan berabad–abad lalu di Inggris. Hal ini ditunjukkan dengan
munculnya konsep memerlukan pihak ketiga sebagai fasilitator komunikasi dan
penyelaras antara pemerintah dan rakyatnya.
Pada perkembangannya konsep dasar Public
Relations mulai diperkenalkan di
Amerika yang dipelopori oleh Ivy Ledbetter Lee
yang pada tahun 1906, Ivy berhasil
menanggulangi kelumpuhan industri batu bara di Amerika Serikat akibat pemogokan kaum buruh. Pemogokan
kaum buruh ini memunculkan ide atau gagasan dari Lee untuk menengahi dengan
bagi keuntungan antara kedua belah pihak yakni pihak industriawan dan pihak
pekerja.
Pemikiran Ivy
dalam melakukan
pekerjaannya
dinamakan "The Declaration of
Principles" (Deklarasi azas-azas) yang pada
hakikatnya menyatakan bahwa keberadaan
publik tidak bisa dianggap enteng oleh
indutri
dan
dianggap tidak bisa apa-apa oleh pers.
Atas
upayanya ini Ivy Ledbetter Lee dianggap
sebagai
"The father of Public Relations"
(sumber foto : Google image)
2. Sejarah perkembangan Humas di Indonesia
Public Relations di Indonesia sendiri
dimulai sejak tahun 1950, seiring
perkembangan politik dan kenegaraan saat itu. Pada waktu itu pemerintah
Indonesia menyadari perlunya rakyat Indonesia untuk mengetahui segala
perkembangan yang terjadi sejak pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda. Berdasarkan hal tersebut maka kegiatan
kehumasan mulai dilembagakan dengan nama
Hubungan masyarakat
karena kegiatan yang dilakukan,
lebih banyak untuk ke luar organisasi.
Dari
hari ke hari PR di Indonesia mulai berkembang seiring dengan perkembangan PR di
dunia atau Asia. Sejarah perkembangan Public Relations di Indonesia
secara konsepsional terjadi pada tahun 1950-an. Kala itu berdiri organisasi
HUMAS pertama kali di perusahaan perminyakan negara ( Pertamina). Peranan
divisi HUPMAS ( Hubungan Pemerintah dan Masyarakat ) Pertamina ini sangat
penting dalam upaya menjalin hubungan komunikasi timbal balik dengan pihak
klien, relasi bisnis, perusahaan swasta/BUMN/Asing dan masyarakat.
Kemudian
pada tahun 1954, secara resmi HUMAS diterapkan pada jajaran kepolisian.
Dilanjutkan di berbagai instansi pemerintah dan perusahaan swasta pada tahun
1970-an.
Bapak
Rosady Ruslan, SH, MM membagi perkembangan public relations di Indonesia dalam
4 periode, sebagai berikut :
1) Periode 1 (
Tahun 1962 )
Secara resmi
pembentukan HUMAS di Indonesia lahir melalui Presidium Kabinet PM Juanda, yang
menginstruksikan agar setiap instansi pemerintah harus membentuk bagian/divisi
HUMAS. Dijelaskan pula garis besar tugas kehumasan dinas pemerintah adalah :
Tugas strategis yaitu ikut serta dalam proses pembuatan keputusan oleh pimpinan
hingga pelaksanaaannya. Dan tugas taktis yaitu memberikan informasi, motivasi,
pelaksanaaan komunikasi timbal balik dua arah supaya tercipta citra atas
lembaga/institusi yang diwakilinya.
2) Periode 2 ( Tahun 1967 – 1971 )
Pada periode
ini terbentuklah Badan Koordinasi Kehumasan (Bakohumas). Tata kerja badan ini
antara lain ikut serta dalam berbagai kegiatan pemerintah dalam pembangunan,
khususnya di bidang penerangan dan kehumasan, serta melakukan pembinaan dan
pengembangan profesi kehumasan.
Tahun 1967,
berdiri Koordinasi antar Humas Departemen/ Lembaga Negara yang disingkat
“Bakor” yang secara ex officio dipimpin oleh pimpinan pada setiap departemen.
Tahun 1970-
1971, Bakor diubah menjadi Bako-humas (Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah )
yang diatur melalui SK Menpen No. 31/Kep/Menpen/tahun 1971. Yang menjelaskan
sebagai institusi formal dalam lingkungan Departemen Penerangan RI. Bakohumas
tersebut beranggotakan Humas departemen, Lembaga Negara serta unit usaha
negara/BUMN. Kerjasama antara Humas departemen/institusi tersebut
menitikberatkan pada pemantapan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dalam
operasi penerangan dan kehumasan.
3) Periode 3 ( Tahun 1972 – 1993 )
Periode ini ditandai
dengan munculnya Public Relations kalangan profesional pada lembaga swasta
umum. Dengan indikator sebagai berikut:
a.
Tanggal 15 desember 1972 didirikannya Perhimpunan
Hubungan Masyarakat Indonesia ( Perhumas ) sebagai wadah profesi HUMAS oleh
kalangan praktisi swasta dan pemerintah. Seperti wardiman Djojonegoro ( mantan
mendikbud), Marah Joenoes (mantan kahupmas Pertamina), dll. Pada konvensi
Nasional HUMAS di Bandung akhir tahun 1993 lahirlah Kode Etik Kehumasan
Indonesia ( KEKI ). Perhumas juga tercatat sebagai anggota International Public
Relations Association ( IPRA) dan ASEAN Public Relations Organization (FAPRO).
b.
Tanggal 10 April 1987 di jakarta, terbentuklan suatu
wadah profesi HUMAS lainnya yang disebut dengan Asosiasi Perusahaan Public
Relations (APPRI). Tujuannya adalah sebuah wadah profesi berbentuk organisasi
perusahaan-perusahaaan public relations yang independen (konsultan jasa
kehumasan ).
4) Periode 4 (
Tahun 1995 – sekarang )
Periode ini Public Relations berkembang di
kalangan swasta bidang profesional khusus ( spesialisasi PR/HUMAS bidang
industri pelayanan jasa). Dengan indikator sebagai berikut:
a.
Tanggal 27 November 1995 terbentuk Himpunan Humas Hotel Berbintang ( H-3).
Himpunan ini diperuntukkan sebagai wadah organisasi profesi HUMAS bidang jasa
perhotelan, berkaitan erat dengan organisasi PHRI ( Perhimpunan Hotel dan
Restoran di Indonesia).
b.
Tanggal 13 september 1996 diresmikannya Forum Komunikasi Antar Humas
Perbankan ( FORKAMAS) oleh Gubernur BI Soedradjad Djiwandono. Forum ini resmi
bagi para pejabat HUMAS ( Public Relations Officer ), baik bank pemerintah (
HIMBARA), swasta ( PERBANAS), dan asing yang beroperasi di bidang jasa
perbankan di Indonesia.
c.
Keluarnya SK BAPEPAM No.63/1996, tentang wajibnya pihak emiten (perusahaan
yang go public) di Pasar Bursa Efek Jakarta ( BEJ) dan Bursa Efek Surabaya
memiliki lembaga Corporate Secretary.
d.
Berdirinya PRSI ( Pulic Relations Society of Indonesia ) pada tanggal 11 November
2003 di Jakarta. ini menyerupai PRSA ( Public Relations Society of Amerika),
sebuah organisasi profesional yang bergengsi dan berpengaruh serta mampu
memberikan sertifikasi akreditasi PR Profesional (APR) di Amerika yang diakui
secara internasional. PRSI atau
Masyarakat PR Indonesia (MAPRI) pertama kali dipimpin oleh August Parengkuan
seorang wartawan senior harian Kompas dan mantan ketua Perhumas-Indonesia.
Tujuan organisasi ini adalah meningkatkan kesadaran, kepedulian, kebersamaan,
pemberdayaan serta pastisipasi para anggotanya untuk berkiprah sebagai PR
professional dalam aktivitas secara nasional maupun internasional.
B.
Definisi Humas
Hubungan
masyarakat adalah suatu usaha yang sengaja dilakukan, direncanakan secara
berkesinambungan untuk menciptakan saling pengertian antara sebuah
lembaga/institusi dengan masyarakat/publik.
Humas merupakan seni sekaligus
ilmu sosial dalam menganalisa kecenderungan, meramalkan konsekuensinya,
memberikan pengarahan kepada pimpinan institusi/lembaga dan melaksanakan
kegiatan humas secara terencana yang dapat memenuhi kepentingan baik institusi/lembaga tersebut maupun masyarakat
yang terkait. The Briitish Institut of public
relations (Rahmandi, 1994) mendefinisikan Humas sebagai “Upaya sungguh-sungguh,
terencana dan berkesinambungan untuk menciptakan dan membina saling pengertian
antara organisasi dan publiknya”.
Menurut Frank Jeffkins, Humas adalah
sesuatu yang terdiri dari semua bentuk komunikasi berencana baik ke dalam
maupun ke luar antara organisasi dengan publiknya untuk mencapai tujuan khusus, yakni pengertian bersama.
Menurut
Edward L. Bernays, humas memiliki tiga pengertian :
1. Memberi penerangan kepada masyarakat.
2. Melakukan persuasi kepada masyarakat (Pembujukan
langsung terhadap masyarakat guna mengubah sikap dan tindakan)
3. Upaya
untuk mengintegrasikan sikap
dan tindakan suatu lembaga dengan sikap dan perbuatan masyarakat terhadap
permasalahannya.
Jadi
Humas adalah aktivitas komuniksi dua
arah dengan publik (perusahaan/organisasi), yang bertujuan untuk menumbuhkan
saling pengertian, saling percaya, dan saling membantu/kerjasama.
Hubungan
masyarakat (Humas) diartikan sebagai salah satu kegiatan dari PR yang menangani
hubungan antara lembaga dengan masyarakat. Humas adalah seni menciptakan
pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik
terhadap suatu individu/ organisasi. kadang terkesan sebagai suatu upaya
untuk menjawab keresahan atas suatu permasalahan yang terjadi dalam masyarakat
dan berhubungan dengan lembaga yang bersangkutan. Humas bertanggung jawab untuk
memberikan informasi,
mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan
sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi.
Menurut Efendy, Humas dapat dibedakan ke dalam dua pengertian
yakni :
1.
Sebagai Teknik
komunikasi : dimaksudkan bahwa humas dilakukan sendiri oleh pimpinan organisasi
2.
Sebagai Metode
komunikasi: dimaksudkan bahwa dilakukan secara melembaga (Public relation of being), dimana wahana humas
ditekankan adalah berupa biro, bagian, seksi, urusan bidang dan lain
sebagainya.
Dapat dikatakan
bahwa Humas baik sebagai teknik komunikasi maupun sebagai metode komunikasi
adalah suatu aktifitas yang menunjang manajemen suatu lembaga untuk
menggerakkan manusia-manusia yang terlibat, menuju sasaran dan tujuan lembaga.
Seidel dalam Effendy (1990),
memberikan definisi Humas adalah proses kontinyu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh good will (kemauan baik) dan pengertian dari para
pelanggannya, pegawainya, dan publik umumnya; ke dalam menganalisa dan perbaikan terhadap diri sendiri, keluar
dengan mengadakan pertanyaan-pertanyaan.
C. Karakteristik
Humas
Dari beberapa definisi di atas, dapat
disimpulkan bahwa ada 4 (empat) ciri utama Humas yang disebut sebagai
karakteristik humas, diantaranya yaitu:
1.
Adanya Upaya Komunikasi yang Bersifat Dua Arah
Hakekat humas
adalah komunkasi. Namun tidak semua komunikasi dikatakan humas. Komunikasi yang
menjadi ciri kehumasan adalah komunikasi dua arah yang memungkinkan terjadinya
arus informasi timbal balik.
2.
Sifatnya yang Terencana
Sifat humas
yang terencana mengandung pengertian bahwa kerja/aktivitas humas merupakan
kerja/aktivitas yang berkesinambungan, memiliki metode terintegrasi dengan
bagian lain dan hasilnya tangible (nyata). Syarat terencana dan
berkesinambungan ini merupakan salah satu syarat yang dinilai dalam kompetisi tertinggi
program humas HUMAS internasional, yakni GWA (Golden World Award For
Excellence in HUMAS).
3.
Berorientasi pada Organisasi/Lembaga
Dengan
mencermati orientasi tersebut, maka syarat mutlak dalam kerja humas adalah
pemahaman yang tinggi terhadap visi, misi, dan budaya organisasi/lembaga. Visi,
misi, dan budaya organisasi/lembaga inilah yang menjadi materi utama humas,
sehingga dapat mencapai tujuan humas dan mendukung tujuan manajemen lainnya,
termasuk tujuan marketing.
4.
Sasarannya adalah Publik
Yaitu suatu
kelompok dalam masyarakat yang memiliki karakteristik kepentingan yang sama.
Jadi sasaran humas bukanlah perorangan, hal ini perlu disampaikan sebab masih
ada orang yang mengistilahkan HUMAS sebagai Personal Relation.
D. Macam-macam
Humas
Macam-macam Humas dibedakan menjadi :
1. Humas
Pemerintahan
Humas Pemerintahan pada dasarnya tidak bersifat politis. Bagian humas di
pemerintahan dibentuk untuk mempublikasikan atau menginformasikan kebijakan-kebijakan mereka. Mereka memberi
informasi secara teratur tentang kebijakan, rencana-rencana, serta hasil-hasil
kerja institusi serta memberi pengertian kepada masyarakat tentang peraturan
dan segala sesuatunya yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat.
Selain memberikan informasi keluar, humas
pemerintahan dan politik juga harus memungkinkan untuk memberi masukan dan saran bagi para pejabat tentang segala informasi yang
diperlukan dan reaksi atau kemungkinan reaksi masyarakat akan kebijakan
institusi, baik yang sedang dilaksanakan, akan dilaksanakan ataupun yang sedang
diusulkan.
Tugas pemerintah memang sangat berat , sebab masyarakat yang dihadapi
terdiri dari berbagai public dengan kepentingan yang sangat kompleks pula. Hal
ini memang tidak lepas pula dari “karakteristik” yang melekat dalam setiap program humas pemerintah antara lain sebagai berikut :
1.
Program humas pemerintah ditujukan untuk masyarakat
luas. Dengan berbagai latar belakang, karakter, ekonomi, pendidikan yang
beragam.
2.
Seringkali hasilnya abstrak, sulit dilihat dalm waktu
dekat bahkan panjang sekalipun karena sifatnya yang integral dan
berkesinambungan.
3.
Program humas pemerintah selalu mendapat pengawasasn
dari berbagai kalangan,terutama pers, LSM dan sebagainya.Mereka sangat berperan
dalam proses penyadaran masyarakatmengenai permasalahan
mereka.
2. Humas Industri dan bisnis
Dunia bisnis dan industri
sekarang ini menyadari pentingnya keterlibatan masyarakat dalam dunianya. Sehingga ada hubungan timbal balik yang merupakan ciri dan konsep humas. Dari sisi industry, mereka
memiliki tugas untuk menyampaikan kepentingan bisnisnya, sebaliknya, masyarakat harus mengetahuai dampak yang berpengaruh dari industri dan
bisnis.
Latar belakang diatas turut pula mempengaruhi
berkembangnya humas industri dan bisnis. Beberapa penerapan humas dalam industri dan bisnis meliputi : hubungan
dengan pelanggan dan peran humas terhadap marketing yang pada akhirnya melahirkan marketing HUMAS
hubungan dengan pemegang saham, hubungan dengan pers, bantuan untuk merekrut
pegawai baru, hubungan dengan komunitas, hubungan dengan perusahaan/organisasi
lain, hubungan dengan pemerintahan.
3. Humas Sosial
Humas
sosial dibedakan lagi menjadi :
1)
Humas penegak hukum
Termasuk dalam hal ini humas yang berada dalam
kepolisian karena kepolisian telah menjadi perhatian masyarakat dalm hubungannya
terhadap kelompok minoritas, hak warga Negara, penyalahgunaan obat bius,
kejahatan, ketertiban umum dan sebagainya. Sebagai hasilnya banyak golongan
penegak hukum merasa perlu untuk membentuk grup-grup penasihat warga Negara dan
merangkap sebagai pejabat humas untuk bekerjasama dengan mereka dan para media
massa. Singkatnya, penegak hokum perlu mendengarkan dan tanggap terhadap
kepentingan umum supaya mereka dapat membantu masyarakat dengan baik.
2) Humas Profesi
Maksud penerapannya adalah untuk mendapat pengakuan
dan publikasi tentang apa yang telah
mereka lakukan bagi kepentingan umum. Bentuk yang bias ditemukan melalui Kampanye kesehatan, sadar hukum, mass information, pengumpulan dan, publikasi
perkembangan teknologi kedokteran dan hasil penelitian, pengalaman dramatis dalam mencari berita dan pemutaran film-film. Contoh penerapan bentuk humas Profesi tersebut adalah humas di bidang kedokteran pada organisasi IDI, humas di bidang pengacara, wartawan, artis dan
sebagainya.
3) Humas
Organisasi Sukarela
Lahirnya humas organisasi sukarela berawal dari keinginan orang-orang
untuk bergerak di bidang sosial,
membantu sesama dan tidak berorientasi pada perolehan profit atau materi
semata. Peranannya
untuk merancang suatu program kegiatan sosial, termasuk di dalamnya mengadakan hubungan dengan
pers. Contoh Humas organisasi sukarela ini : Humas di yayasan panti asuhan.
4) Humas Organisasi Internasional
Lahirnya humas Internasional disebabkan oleh adanya
perubahan sangat cepat di dalam segala bidang, misalnya perkembangan di bidang
pariwisata, komunikasi, pertukaran siswa di bidang pendidikan dan sebagainya. Semua itu
memungkinkan terjadinya kontak atau hubungan antar negara. Dengan demikian, untuk memelihara hubungan yang baik antara satu Negara
dengan Negara yang lain humas memegang peranan penting. Suatu contoh penerapan humas internasional selain
hubungan antar negara adalah
adanya konfrensi tingkat dunia yang dihadiri oleh banyak negara.
E.
Fungsi dan
Peranan Humas
1. Fungsi Humas
Berbicara fungsi berarti berbicara mengenai kegunaan humas dalam mencapai tujuan organisasi/lembaga. Dibawah ini terdapat beberapa fungsi Humas :
a. Fungsi utama Humas
Fungsi-fungsi utama yang dilakukan oleh seorang humas
dalam organisasinya meliputi berbagai bidang, dibawah ini terdapat beberapa
fungsi humas yang paling utama, yaitu:
1) Menumbuhkan dan
mengembangkan hubungan baik antara lembaga/organisasi dengan publiknya, baik publik intern maupun extern dalam rangka menanamkan
pengertian
2) Menilai dan
menentukan pendapat umum yang berkaitan dengan organisasinya
3) Memberi saran
kepada pemimpin tentang cara-cara mengendalikan pendapat umum sebagaimana
mestinya
4) Menumbuhkan
motivasi dan partisipasi publik dalam rangka menciptakan iklim pendapat publik
yangmenguntungkan organisasi/lembaga
5) Menggunakan komunikasi untuk mempengaruhi pendapat umum
b. Fungsi Humas menurut Djanalis Djanaid
Dalam buku Publi
Relations: Teori dan Praktek yang ditulis oleh Djanalis Djanaid (1993)
disebutkan dua fungsi PR yaitu:
1)
Fungsi konstruktif
Fungsi ini mendorong humas membuat aktivitas ataupun kegiatan-kegiatan yang
terencana, berkesinambungan yang cenderung bersifat proaktif. Termasuk disini
humas bertindak secara preventif (mencegah).
2)
Fungsi korektif
Artinya, apabila sebuah organisasi/lembaga terjadi masalah-masalah (krisis) dengan public, maka humas harus berperan dalam mengatasi terselesainya masalah tersebut. Fungsi ini sama halnya dengan suatu penyakit, ketika orang sudah dalam keadaan sakit, maka upaya salanjutnya adalah upaya mengobati menuju kesembuhan. Karena mengobati adalah salah satu upaya penyembuhan, maka dapat jadi upaya ini gagal totol sehingga menyebabkan kematian. Pepatah mengatakan, “mencegah lebih baik daripada mengobati.”
c. Fungsi Humas menurut IPRA
Penelitian yang diadakan oleh International Public
Relations Association (IPRA) pada tahun 1981 menyimpulkan bahwa pada umumnya
fungsi PR/humas masa kini meliputi 15 pokok yaitu:
1)
Memberi konseling
yang didasari pemahaman masalah humasilaku manusia.
2)
Membuat analisis
"trend" masa depan dan ramalan akan akibat-akibatnya bagi institusi.
3)
Melakukan riset
pendapat, sikap dan harapan masyarakat terhadap institusi serta memberi saran
tindakan-tindakan yang diperlukan institusi untuk mengatasinya.
4)
Menciptakan dan
membina komunikasi dua-arah berlandaskan kebenaran dan informasi yang utuh
5)
Mencegah konflik
dan salah pengertian
6)
Meningkatkan rasa
saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial.
7)
Meningkatkan rasa
saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial.
8)
Meningkatkan
itikat baik institusi terhadap anggota, pemasok dan konsumen
9)
Memperbaiki
hubungan industrial
10)
Melakukan
penyerasian kepentingan institusi terhadap kepentingan umum
11)
Menarik calon
tenaga yang baik agar menjadi anggota serta mengurangi keinginan anggota untuk
keluar dari institusi.· Memasyarakatkan humasoduk atau layanan
12)
Mengusahakan
perolehan laba yang maksimal
13)
Menciptakan jadi
diri institusi
14)
Memupuk minat
mengenai masalah-masalah nasional maupun ternasional
15) Meningkatkan pengertian mengenai demokrasi
d. Fungsi Humas menurut Canfield
Bertrand R. Canfield dalam bukunya Public Relations,
Principles and Problems mengemukakan tiga fungsi Humas , yaitu:
1) Mengabdi kepada kepentingan umum (it should serve the public’s interest)
2) Memelihara komunikasi yang baik (Maintain good communication)
3) Menitik beratkan moral dan tingkah laku yang baik (And stress good morals and manners)
e. Fungsi Humas menurut Edward L. Bernaus
Mengenai fungi Humas Edward L. Bernaus seorang pelopor
humas di Amerika Serikat dalam bukunya Public Relations (1952) terdapat tiga
fungsi humas, yaitu:
1)
Memberikan informasi kepada masyarakat
2)
Mengajak masyarakat untuk mengubah sikap dan perilaku
mereka
3) Melakukan usaha-usaha untuk menyatukan sikap dan tindakan suatu lembaga atau organisasinya dengan publiknya atau sebaliknya.
f. Fungsi Humas sebagai fungsi Manajemen
1) Fungsi Intern (dari dalam ke luar)
·
PR harus mampu mengusahakan tumbuhnya sikap dan
gambaran/citra masyarakat yang positif terhadap segala tindakan atau
kebijaksanaan organisasi/lembaga. Oleh karena itu, setiap anggota organisasi
harus mampu memberikan image positif yang mewakili organisasinya,
·
Penghubung antara menejemen dan publiknya
2)
Fungsi Ekstern (dari luar ke dalam)
·
PR harus mampu mengenali/mengidentifikasikan hal-hal
yang dapat menimbulkan sikap/gambaran yang negatif dalam masyarakat sebelum
sesuatu tindakan/kebijakan dijalankan
· Memberi nasehat pada menejemen mengenai semua
perkembangan luar atau dalam, yang menyangkut pengeruh hubungan perusahaan
dengan publiknya.
·
Membuat penelitian dan penafsiran bagi kepentingan menejemen
mengenai sikap-sikap yang ada sekarang atau diperkirakan sebelumnya pada public
utama atas urusan perusahaan.
·
Bertindak untuk kepentingan menejemen dalam
merencanakan dan meleksanakan fungsi-fungsi umum
g. Fungsi Humas menurut Philip Kesly
Fungsi humas menurut Philip Kesly seorang petugas humas terkemuka dalam
tulisannya “Managing the human Climate”, bahwa setiap bidang atau kegiatan
Humas mempunyai kaitan dengan bidang lainnya dan petugas humas itu harus
mengetahui bidang atau kegiatan mana yang sesuai dengan program organisasinya.
Berdasarkan bidang-bidang yang dicakup kegiatan humas diatas Philip Kesly
menyimpulkan fungsi humas, sebagai berikut:
1) Humas adalah fungsi menejemen yang dibentuk untuk mencapai tujuan organisasi
2) Membantu pelaksanaan program organisasi
3)
Memberi nasehat, petunjuk dan konsultasi dalam
pelaksanakan kegiatan organisasi
4)
Melaksanakan hal-hal yang berhubungan dengan keuangan
dan kepegawaian
5)
Menumbuhkan kesadaran akan perlunya komunikasi dalam
menejemen
6)
Memberikan informasi secara terbuka dan akurat, untuk
menghilangkan keraguan terhadap sesuatu hal
7)
Menyampaikan informasi secara jujur tanpa menambah
atau mengurangi hakekat yang sesunggunya
8)
Berusaha untuk menarik perhatian publik Terhadap
organisasi maupun terhadap keluarnya.
Contoh kegiatan Personil Bidang Humas sedangmelaksanakan
salah satu fungsinya, berkomunikasi ke luar mewakili organisasinya.
(sumber : Google image)
2. Peranan Humas
Peranan humas dapat dibedakan menjadi 2 yakni peranan Manajerial dan peran Teknis. Peranan manajerial dapat diuraikan menjadi 3
peranan, yakni : expert pereciber communication, problem solving process
facilitator dan communicatoin facilitator.
Ketiga peran Manajerial dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Expert Preciber Communication
Petugas Humas dianggap
sebagai orang yang ahli. Dia menasehati pimpinan perusahaan/organisasi. Hubungan mereka diibaratkan seperti hubungan dokter
dan pasien.
2. Problem Solving Process Facilitator
Yakni petugas humas melibatkan
diri atau dilibatkan dalam setiap manajemen/krisis. Dia menjadi anggota tim bahkan bila memungkinkan
menjadi leader dalam penanganan krisis manajemen.
3. Communicatoin facilitator
Petugas humas sebagai fasilitator atau jembatan komunikasi antara publik dengan
perusahaan/organisasi sebagai media atau penegah bila ada misscommunication.
Seorang petugas humas dianggap juga sebagai pelaksana teknis komunikasi Technician
Communication (peran teknis) yang bertanggung
jawab menyediakan layanan di bidang humas, sementara kebijakan dan keputusan teknik komunikasi
mana yang akan digunakan bukan merupakan keputusan petugas humas, melainkan
keputusan manajemen dan petugas humas yang melaksanakan.
Peranan yang paling sering
dilakukan petugas humas sangat tergantung dari beberapa hal, antara lain: sistem
budaya organisasi/perusahaannya, tersedianya sumber daya manusia yang
berkualitas, struktur organisasi/perusahaan yang menentukan wewenang dan
kebijakan humas, serta ciri khas kehumasan sebuah organisasi/perusahaan.
F. Tujuan Humas
Humas pada hakekatnya adalah aktivitas komunikasi, maka sebenarnya tujuan humas dapat
dianalogikan dengan tujuan komunikasi, yaitu adanya perubahan dan penguatan aspek kognisi, afeksi dan
perilaku komunikannya. Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan yang tepat mengenai tujuan humas adalah :
1.
Terpelihara dan terbentuknya saling pengertian (Aspek Kognitif)
Hubungan masyarakat diharapkan dapat membuat publik dan organisasi/lembaga saling
mengenal, baik mengenal kebutuhan, kepentingan, harapan, maupun budaya
masing-masing. Dengan demikian, aktivitas kehumasan haruslah menunjukkan adanya
usaha komunikasi untuk mencapai saling kenal dan mengerti.
2.
Menjaga dan membentuk saling percaya (Aspek Afektif)
Hubungan
masyarakat harus mampu menumbuhkan sikap (afeksi) saling percaya (mutual confidence), dimaksudkan bahwa ada keyakinan seseorang (publik) akan
“kebaikan/ketulusan” orang lain (organisasi/lembaga) dan juga ada keyakinan
organisasi/lembaga akan “kebaikan/ketulusan” publiknya. Bila humas memberi informasi
dua kepetingan (organisasi dan pers), maka berikutnya humas harus dapat
meyakinkan kedua belah pihak untuk dapat menerima dan menghormati kepentingan
masing-masing. Untuk mencapai
tujuan saling percaya ini, prinsip-prisip komunikasi persuasif dapat
diterapkan.
3.
Memelihara dan menciptakan kerja sama (Aspek Psikomotor)
Tujuan berikutnya adalah dengan komunikasi diharapkan akan terbentuk bantuan dan kerjasama nyata.
Artinya, bantuan dan kerja sama ini sudah dalam bentuk perilaku atau
termanifestasikan dalam bentuk tindakan tertentu.
Mengacu dari ketiga tujuan di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa setelah pengetahuan/pikiran dibuka, emosi atau kepercayaan disentuh
maka selanjutnya perilaku positif dapat diraih. Pada akhirnya, semua itu
kembali pada tujuan yang lebih besar yakni, terbentuknya citra/image yang
fafourable tehadap organisasi/lembaga dimana humas berada.
G. Manfaat Humas
Ada beberapa manfaat dari adanya humas dalam organisasi/lembaga yang berhubungan erat
dengan tujuan dan fungsi humas. Manfaat tersebut adalah sebagai berikut :
a. Memahami, menganalisis dan mengevaluasi kecenderungan
perilaku publik. Kecenderungan perilaku publik diklasifikasikan oleh Frank
Jeffkins menjadi empat situasi yang dihadapi oleh humas, yakni tidak tahu,
apatis, prasangka dan memusuhi. Dalam hal tersebut tugas humas dapat mengubah
publik yang tidak tahu menjadi tahu, yang apatis menjadi peduli, yang
berprasangka menjadi menerima, dan yang memusuhi menjadi simpati.
b. Mempertemukan kepentingan organisasi/lembaga dengan
kepentingan public. Kepentingan organisasi/lembaga dapat jauh berbeda dengan
kepentingan publik dan sebaliknya. Dalam kondisi yang manapun, tugas humas
adalah mempertemukan kepentingan ini menjadi saling dimengerti, dipahami,
dihormati, dan dilaksanakan. Bila kepentingannya berbeda, maka humas d apat bertugas
untuk menghubungkannya.
c. Mengevaluasi program humas organisasi/lembaga, khususnya
yang berkaitan dengan publik. Humas
disini bertugas untuk senantiasa memonitor semua program humas, karena tugas
tersebut dapat berarti humas memiliki wewenang untuk memberi nasihat apakah
suatu program humas sebaiknya diteruskan atau dihentikan.
H.
Aspek-aspek
Humas
Aspek-aspek pada Humas dapat dirinci
sebagai berikut :
1. Aspek Layanan
Aspek
layanan dalam kegiatan Humas untuk mengatur, mengotomatisasi, dan sinkronisasi
proses-prinsipnya bisnis penjualan kegiatan, tetapi juga orang untuk pemasaran,
layanan pelanggan, dan dukungan teknis. Tujuan keseluruhan adalah untuk
menemukan, menarik dan menang klien baru, memelihara dan mempertahankan
orang-orang perusahaan sudah memiliki, menarik mantan klien kembali ke flip,
dan mengurangi biaya pemasaran dan pelayanan klien. Contoh : Pada sebuah perusahaan dibutuhkan layanan yang baik agar klien
tertarik dan bertahan pada perusahaan tersebut
2. Aspek Komunikasi
Perubahan dengan memasukan aspek komunikasi atau hubungan dua arah
(two-way communications). Definisi mengenai humas kemudian memasukkan kata-kata
seperti reciprocal (timbal balik), mutual (saling) dan between (antara). Dengan
demikian pengertian humas sudah mengandung pengertian aksi timbal balik
(interaktif).
Contoh: Sebelum para karyawan perusahaan melakukan unjuk rasa kenaikan
gaji, public relations harus melibatkan semua staff perusahaan yang bersangkutan
untuk mencegah aksi dan umpan balik. Public relations menggunakan informasi
untuk mengembangkan sebuah rencana aksi dirancang untuk meminimalkan resiko
unjuk rasa dan kemudian melaksanakan rencana terbaik sebelum terjadi unjuk rasa
oleh karyawan perusahaan.
3. Aspek Kesetiaan
Mempengaruhi perilaku orang secara individu maupun kelompok
saat saling berhubungan, melalui dialog dengan semua golongan, dimana persepsi
,sikap dan opini untuk mencapai suatu kesuksesan sebuah perusahaan dimana dia
berada. Contoh : menjaga suatu rahasia perusahaan
oleh pegawai dan karyawan demi kelancaran jalannya perusahaan
4. Aspek Produktivitas
Filosofi dan spirit tentang
produktivitas sudah ada sejak awal peradaban manusia karena makna
produktivitas adalah keinginan (the will) dan upaya (effort) untuk selalu
meningkatkan kualitas kehidupan dan penghidupan disegala bidang). Pandangan
yang lebih mengandung arti filosofi itu memberi arti filosofi dan spirit yang
cukup mendalam dan memungkinkan setiap orang yang memahaminya memandang
kerja,baik secara individual atau kelompok dalam suatu organisasi sebagai suatu
keutamaan dalam hal mengutamakan bekerja dengan mengacu kepada unsur efisiensi
dan efektivitas yang merupakan penjabaran secara teknis dari konsep produktivitas.
Menurut dewan
produktivitas Nasional Indonesia 1983, dikatakan bahwa produktivitas mengandung
pengertian sikap mental (attitude of mind) yang selalu mempunyai pandangan :
“Mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin,dan esok lebih baik dari
hari ini.”
Secara umum
produktivitas mengandung pengertian perbandingan terbalik antara hasil yang
dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input).
(Sedarmayanti,2009:197). Dapat dikatakan bahwa kinerja sebagai suatu hasil yang
atau output dari suatu proses pelaksanaan tugas akan berpengaruh terhadap
produktivitas/kerja. Semakin baik kinerja seorang pegawai, berarti pegawai
tersebut juga semakin produktif atau produktivitasnya semakin meningkat.
Contoh: Merancang iklan yang menarik dan berbeda dengan yang lain
sehingga menarik klien untuk bergabung sehingga dapat meningkatkan
produktivitas di perusahaan.
5. Aspek Etika Moral
Public relation adalah merupakan salah satu profesi yang memiliki kode etik.
Dalam public relation kode etik disebut sebagai kode etik publik relation atau
kode etik kehumasan atau etika profesi humas. Professional Humas (Public
relation Officer by professional) berfungsi untuk menghadapi dan mengantisipasi
tantangan kedepan, yaitu pergeseran sistem pemerintah otokratik menuju sistem
reformasi yang lebih demokratik dalam era globalisasi yang ditandai dengan
munculnya kebebasan pers, mengeluarkan pendapat, opini dan berekspresi yang
terbuka serta kemampuan untuk berkompetitif dalam persaingan pasar bebas, khususnya
di bidang jasa teknologi informasi dan bisnis lainnya yang mampu menerobos
batas-batas wilayah suatu negara ,sehingga dampaknya sulit dibendung oleh
negara lain sebagai target sasarannya. Contoh: tidak
menggunakan cara atau sistem yang menyinggung klien dalam proses berjalannya
perusahaan.
I.
Persyaratan
Petugas Humas
Profesi sebagai seorang petugas
Humas bertanggung jawab untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan,
meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau
membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi.
1. Pengetahuan yang harus difahami oleh Petugas Humas
Melihat kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam humas, petugas
humas hendaknya memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang menunjang kegiatan tersebut yaitu :
a. Kontak
Pribadi, setiap petugas humas haruslah menyadari pentingnya tindakan, tingkah
laku, tutur kata
agar tidak menyinggung perasaan sehingga mempermudah tercapainya tujuan.
b. Kunjungan
tamu, petugas humas harus dapat mengatur ruangan tamu
dan menempatkan diri menjadi tuan rumah yang baik
c. Berbicara
dimuka umum, ucapan petugas humas dimuka umum harus terdengar
jelas, menarik dan berkesan.
d. Penampilan petugas humas juga perlu diperhatikan
e. Hubungan
telepon, suara petugas humas ditelepon diusahakan jelas, terang, simpatik dan
tidak terkesan tergesa-gesa.
f. Publisitas, petugas humas harus mengetahui tata kerja penerbitan, seperti bentuk, ukuran, teknik
penyebarluasan dan waktu yang tepat untuk diterbitkan.
Disamping persyaratan diatas ada juga pedoman bagi petugas humas dalam melakukan dan mengembangkan hubungan masyarakat
antara lain :
a.
Penampilan
b.
Tingka laku
c.
Keterbukaan
d.
Kemampuan daya tangkap dan pemehaman
e.
Kemampuan memahami orang lain
f.
Keterusterangan
g.
Etika
h.
Kegembiraan
i.
Kecakapan untuk berkomunikasi
j.
Kemampuan untuk memberi perhatian
2.
Sikap Petugas Humas dalam Melaksanakan Tugas
Seorang humas dituntut mempunyai ketrampilan dasar
yang harus berkembang sesuai dengan pengalamannya ,ketrampilan dasar tersebut
meliputi hal-hal berikut :
a. Bertindak sebagai saluran komunikasi dua arah antara organisasi dan publik
b.
Membantu terjalinnya hubungan yang naik antara
individu dalam orgnisasi
c.
Berusaha mempromosikan organisasi
d. Mengawasi kebutuhan publik serta membuat rancangan
untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
e. Berusaha melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi
organisasi dengan melalui pertukaran informasi
f. Mengantisipasi perubahan sikap dan tingka laku
publik terhadap organisasi.
g. Mengambil tindakan utnuk memperbaiki kritik-kritik
yang dilancarkan terhadap organisasi
h. Membantu pelaksanaan program humas organisasi
dengan rasa tanggung jawab untuk
mendapatkan keuntungan bersama.
i. Mengetahui metode-metode baru dalam bidang riset
dan ilmu pengetahuan.
Dalam kondisi apapun, seorang
petugas Humas, usahakan selalu
tersenyum dalam menghadapi
Publik.
3. Keterampilan/Keahlian yang
harus dikuasai Petugas Humas
Kemampuan dan
keahlian mutlak diperlukan agar dapat menjalankan tugas dengan baik. Dalam
menjalankan tugasnya, praktisi public relations harus memiliki
keahlian-keahlian, antara lain :
1.
Mampu dengan
baik menghadapi semua orang dengan berbagai macam karakter dan sifat. Artinya,
mampu dan berusaha memahami dan bersikap toleran kepada orang yang dihadapinya.
2. Mampu
berkomunikasi dengan baik. Artinya mampu menjelaskan segala sesuatu dengan
jernih, jelas dan lugas, baik secara lisan maupun tertulis, bahkan secara
visual.
3. Pandai
mengorganisasikan segala sesuatu. Artinya, mampu merencanakan segala seuatu
dengan profesi humasnya.
4. Memiliki
integritas personal, baik dalam profesi humasnya maupun dalam kehidupan pribadinya.
5. Memiliki
imajinasi. Artinya, memiliki daya kreatifitas yang baik dan mampu menemukan
cara-cara untuk memecahkan masalah.
6. Kemampuan
mencari tahu. Artinya, harus memiliki akses informasi seluas-luasnya.
7. Mampu melaukan
penelitian dan mengevaluasi hasil-hasil dari suatu kegiatan/program humas.
Keahlian-keahlian
tersebut di atas sangat diperlukan untuk melaksanakan berbagai tugas dan
pekerjaan kehumasan.
Mengangkat telepon selalu dengan
tangan kiri, tangan kanan siap dengan
Alat tulis, untuk mencatat pesan atau maksud
dari si penelelpon.
4. Penampilan seorang
Petugas Humas
Seorang humas harus benar-benar memperhatikan penampilan
yang dimaksud disini adalah penampilan kedinasan .Dalam menjalankan
tugas seorang humas harus mampu menampilkan dirinya secara utuh baik secara fisik maupun mental. Faktor-faktor yang mempengaruhi penampilan humas adalah sebagai berikut :
1) Kondisi Fisik
2) Perawatan Badan (rambut,wajah, tubuh, tangan dan kaki)
3) Sikap (sikap saat berjalan, berbicara, saat makan dan minum)
4) Busana atau
pakaian
J.
Prosedur Kerja
Humas
Untuk
melaksanakan kegiatan HUMAS dengan baik, maka diperlukan proses. Mengingat,
kegiatan HUMAS tidak hanya mementingkan hasil akhir, namun juga cara yang
ditempuh untuk memperoleh hasil akhir tersebut.
Dalam
memahami dan menyelesaikan permasalahan yang ada dalam lingkungan kerja,
seorang praktisi HUMAS harus memiliki tahap-tahap dalam melakukan kegiatannya.
Ada empat proses Humas/public relations. Proses tersebut bersifat dinamis,
sehingga setiap unsur yang ada pun berkesinambungan. Keempat proses tersebut
adalah:
1.
Research (penelitian)
Seorang praktisi HUMAS harus mengenal
gejala dan penyebab permasalahan. Oleh sebab itu, praktisi HUMAS perlu
melibatkan dirinya dalam penelitian dalam pengumpulan fakta. Ia perlu memantau
dan membaca tentang pengertian, opini, sikap, dan perilaku orang-orang yang
berkepentingan dan terpengaruhi oleh tindakan perusahaan. “What’s happening
now?” merupakan kata-kata yang menjelaskan tahap ini. Seorang praktisi
HUMAS harus jeli dalam melihat data dan fakta yang erat sangkut pautnya dengan
pekerjaan yang akan digarap. Segala keterangan harus diperoleh selengkap
mungkin.
Dalam tahap mendefinisikan penilitian,
seorang praktisi HUMAS harus mengolah data faktual yang telah ada, mengadakan
perbandingan, melakukan pertimbangan, dan menghasilkan penila ian, sehingga dapat diperoleh
kesimpulan dan ketelitian dari data faktual yang telah didapat. Proses HUMAS
tidak sesederhana pengumpulan data dan fakta, namun juga harus mengedepankan
pengolahan, penelitian, pengklasifikasian, dan penyusun-an data sedemikian rupa
sehingga memudahkan pemecahan masalah nantinya. Penelitian dalam pencarian data
ini dapat dilakukan dengan cara-cara: survei dan poling, wawancara, focus
group discussion, wawancara mendalam, dan walking around research.
2. Planning (perencanaan)
Tahap berikutnya setelah penelitian
dan pencarian data, adalah tahap perencanaan. Dalam tahap ini, praktisi HUMAS melakukan
penyusunan masalah. Ia melakukan pemikiran untuk mengatasi masalah dan
menentukan orang-orang yang akan menangani masalah tersebut nantinya. Perencanaan ini tidak boleh
diabaikan, namun harus dipikirkan secara matang karena turut menentukan suksesnya
pekerjaan HUMAS secara keseluruhan. Perencanaan disusun atas data dan fakta
yang telah diperoleh, bukan berdasarkan keinginan HUMAS. Berdasarkan pada
rumusan masalah, dibuat strategi perencanaan dan pengambilan keputusan untuk
membuat program humas kerja berdasarkan kebijakan lembaga yang juga disesuaikan
dengan kepentingan publik. Kata kunci dari tahap ini adalah, “What should we
do and why?”
3. Action
and Communication (aksi dan komunikasi)
Pada pelaksanaannya, praktisi humas
sering kali melakukan komunikasi berdasarkan hasil pendapat sendiri. Akibatnya,
tindakan tersebut terkadang membawa hasil yang buruk dan tidak disarankan
karena akan berisiko pada citra perusahaan/instansi. Tahap ini perlu dilakukan
untuk mendapatkan jawaban pertanyaan, “How do we do it and say it”.
Tujuan dan objektivitas yang spesifik
harus dikaitkan untuk mencapai aksi dan komunikasi yang akan dilakukan oleh
praktisi HUMAS. Ia harus mampu mengkomunikasikan pelaksanaan program humas
sehingga dapat mempengaruhi sikap publiknya yang kemudian mendorong mereka
untuk mendukung pelaksanaan program humas tersebut. Selain itu, ia juga harus
melakukan aksi dan melakukan kegiatan HUMAS sebaik-baiknya.
Kegiatan aksi ini merupakan kegiatan
komunikasi, selayaknya komunikasi kelompok, komunikasi massa, dan komunikasi
organisasional.
4. Evaluation
(evaluasi/penilaian)
Cara untuk mengetahui apakah sebuah
kegiatan prosesnya sudah selesai atau belum adalah dengan mengadakan evaluasi
atas langkah-langkah yang telah diambil. Tujuan utama dari evaluasi adalah
untuk mengukur keefektifitasan proses secara keseluruhan. Pada tahap ini,
dituntut untuk teliti dan seksama demi keakuratan data dan fakta yang telah
ada. Oleh karena itu, setelah selesai satu permasalahan, tidak menutup
kemungkinan untuk mendapatkan masalah baru lagi. Dengan demikian, tahap ini
juga sebagai acuan perencanaan di masa mendatang. Singkat kata, “How did we
do?” menjadi acuan dalam tahap ini.